“Vincentian in Life”

Vincentian in Life menjadi materi pemenungan selama tiga hari dua malam bagi pendidik dan tenaga kependidikan SD Katolik Santo Aloysius Surabaya pada tanggal 23-25 Februari 2023. Kegiatan retret yang diadakan di rumah retret Domus Mariae Sarangan, Magetan ini dibimbing oleh Rm. Manuel Edi Prasetya, CM.

Pembelajaran (KBM) di sekolah hari Kamis(23/2) saat itu sampai pukul 09.00 WIB. Seluruh siswa-siswi segera pulang dan tidak ada tambahan pelajaran atau pun ekstrakurikuler. Pukul 10.00 WIB bapak ibu guru dan karyawan berangkat. Kami berangkat dengan menggunakan dua kendaraan mobil Hiace. Tiba di rumah retret Domus Mariae Sarangan, Magetan sekitar pukul 13.00 WIB.

Rindu akan kampung halaman menjadi suasana bergejolak dan ditempat rumah retret Domus Mariae Sarangan ini adalah obatnya. Kami diajak istirahat dengan merefleksikan diri untuk lebih dekat pada Tuhan. Harus bisa beradaptasi dengan dinginnya kota Sarangan. Meninggalkan hiruk pikok rutinitas kerja di kota Surabaya dengan bunyi klakson bersautan. Sebelum kegiatan retret berlangsung, kami tidak lupa untuk mengikuti misa terlebih dulu sebagai awal pembukaan retret.

Dalam sesi yang dibimbing oleh Rm. Manuel Edi Prasetyo, CM memberi pesan kepada kami yakni sebelum mengasihi sesama terlebih mengenali diri sendiri untuk melakukan pertobatan. “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tegeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka” (bdk. Mrk 6:34). Belas kasihan ialah suatu perasaan yabg menggerakan hati sanubari orang. Perasaan ini membuat seseorang merasa sedih melihat penderitaan dan kemalangan sesamanya, disertai dorongan yang kuat untuk menolong. Belas kasihan merupakan ciri khas Allah.

Metanoia biasanya ditafsirkan sebagai pertobatan. Dengan menghayati nilai-nilai Vincentian dalam kehidupan ‘Vincentian in Life’ tiga pilar dalam lima keutamaan Vincentian terlebih harus didahulukan. Tiga pilar yang dimaksud adalah kesederhaan, kerendahan hati dan lemah lembut. Sadar kalau kita hanyalah debu. Janganlah melihat kesalahan orang lain dari hal kecil ( seperti ibarat kertas HVS putih terdapat titik kecil di tengah dan kita hanya fokus pada titik tersebut tanpa melihat sesi besarnya kertas putih HVS yang terlihat jelas dengan kebaikannya). Terus dan terus belajar.

Setelah tiga hari dalam retret, kami tutup dengan misa. Menarik benang merah yang kemudian dijadikan pedoman dalam hidup melangkah bersama komunitas Sekolah Dasar Katolik Santo Aloysius Surabaya membawa lebih baik dari sebelumnya bagi sesama maupun masyarakat. Tak lupa kami singgah sebentar ke telaga Sarangan untuk membeli buah tangan. Menikmati indahnya ombak air di sebuah telaga ditambah angin yang berhembus mengenai tubuh. Sebuah kenangan dalam retret agung masa prapaskah di rumah retret Domus Mariae Sarangan, Magetan kami siap bawa pulang dan menyambut Sang Kristus Bangkit. (Liputan : Antonius Juventus. F)